Pengertian
Psikoterapi
Secara etimologis psikoterapi mempunyai
arti sederhana, yakni psyche yang artinya mind atau jiwa dan therapy dari
Bahasa Yunani yang berarti merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi adalah
perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Dengan demikian perawatan melalui
teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi
psikis dengan pendekatan psikologi terhadap pasien yang mengalami gangguan
psikis atau hambatan keperibadian.
Psikoterapi adalah proses di mana para
profesional kesehatan mental membantu orang-orang yang memiliki masalah
kesehatan mental dan gangguan mental. Biasanya proses psikoterapi melibatkan
banyak komunikasi verbal dan itulah sebabnya sering juga dikenal sebagai terapi
bicara.
Tujuan
Psikoterapi
1.
Menurut
Corey
a.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang tidak
sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan
terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru
dari konflik-konflik yang lama.
b.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah untuk menghilangkan perilaku
dan mencari apa yang dapat dilakukan apa yang dapat dilakuakn terhadap perilaku
yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai
bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
c.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah
menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri
sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional
dan toleran.
d.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh
pemahaman mengenai pengalamnnya.
e.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar
lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai
apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.
2.
Menurut
Ivey
a.
Tujuan
Psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik adalah untuk menghilangkan
kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk menggantinya dengan pola-pola
perilaku yang lebih sesuai. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh
klien.
b.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan Gestalt, adalah agar seseorang lebih menyadari
mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c.
Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk memenuhi kebutuhan
seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang
bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan
akibat-akibatnya.
Psikoterapi
merupakan alat yang dapat membantu dan penting dipelajari khususnya oleh dokter
dan para profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan kesehatan jiwa,
namun perlu pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang bermacam-macam
tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat dipelajari dan
dipraktekkan dengan baik.
Secara non
spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu
yang spesifik atau khusus, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang
digunakan untuk mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan
yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan
alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan
psikoterapi, seorang dokter akan dapat memanfaatkan teknik-teknik untuk
meningkatkan hasil yang ingin dicapainya.
Unsur Psikoterapi
Masserman melaporkan delapan ‘parameter
pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi,
yaitu :
1.
Peran sosial (martabat)
2.
Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3.
Hak
4.
Retrospeksi
5.
Reduksi
6.
Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7.
Resosialisasi,
8.
Rekapitulasi
Perbedaan
Psikoterapi Dengan Konseling
Pada dasarnya antara konseling dan
psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin membantu agar klien dapat
menemukan permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun
semua itu hanya dapat terlaksana dengan baik manakala klien dapat membuka diri
dan mau diajak kerjasama.
Dan adapun perbedaannya lebih kepada
pendekatan dan cara penanganannya, dimana konselor sebagai mitra yang dapat
memberikan masukkan dan membantu untuk memunculkan suatu permasalahan yang
dirasakan klien baik masalah yang disadari maupun yang tidak disadari, sedangkan
psikoterapis selain menggunakan tehnik konseling ia juga menggunakan therapy
yang sifatnya lebih kepada perubahan pada prilaku yang sangat substansti.
Berangkat dari pemahaman Brammer &
Shostrom mengemukakan bahwa :
1.
Konseling
ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational,
supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal,
present-time dan short term”.
2.
Sedangkan
psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive,
depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and orther severe
emotional problems and longterm. Artinya segala sesuatunya lebih mendalam
hingga tuntas dan semua itu perlu waktu serta proses.
Pendekatan
Psikoterapi Terhadap Mental Illness
1.
Terapi
Psikoanalisis (Psikodinamika)
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi
sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat. Tujuannya adalah agar klien menyadari
apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
2.
Terapi
Behavioral
Manusia bertindak secara otomatis karena
membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Dalam hal ini
berkaitan dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang menggunakan
anjing sebagai percobaannya, ketika anjing menekan bel muncul makanan dan air
liur. Selain itu juga operant conditioning(B.F Skinner) yang menggunakan
tikus sebagai percobaannya.
3.
Terapi
Humanistik
Sebuah pendekatan umum terhadap perilaku
manusia yang menekankan pada keunikan, keberhargaan, dan nilai tujuan pribadi.
Terapi humanistic adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara
menyeluruh.
4.
Terapi
Kognitif
Perilaku manusia dipengaruhi oleh
pikirannya. Terapi ini lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa
mengubah perilaku. Tujuan terapi ini adalah mengubah pola pikir dengan cara
meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
5.
Terapi
Integratif/Holistik
Memilih dari berbagai teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal.
Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk
menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
Bentuk Utama
Terapi
1.
Teknik
Terapi Psikoanalisa
Terapi ini menekankan pada fungsi
pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif
dari id.
2.
Teknik
Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar
untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain: desensitisasi, flooding,
penguatan sistematis, pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan
dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3.
Teknik
Terapi Kognitif
Prinsip utama dari terapi ini adalah
fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive
style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola
pikir dan perilaku yang tepat, sehingga dapat membantu mereka membuang
pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4.
Teknik
Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang
sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang
minimal (client-centered therapy). Terapi tersebut percaya bahwa
karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien
yaitu empati, kehangatan, dan ketulusan.
5.
Teknik
Terapi Integratif/Elektik
Memilih dari berbagai teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik
tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang
bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
6.
Teknik
Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi
individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain
yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus
yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua-anak untuk menangani
masalahnya
Sumber
:
Gunarsa, S.D.
(2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Maulany, R.F.
(1994). Buku Saku
Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mujib, A.
(2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Semium,
Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius
Goleman, Daniel.
(2006). Social Intellegence The New Science of Human Relationship. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar