Minggu, 05 Januari 2014

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

Sejarah AI
Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.
Istilah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sendiri diperkenalkan pertama sekali dalam konfrensi tentang kecerdasan buatan di Dartmouth tahun 1956. Sejak saat itu para ilmuwan percaya bahwa suatu saat nanti kekuatan teknologi akan sanggup menciptakan mesin yang sanggup berpikir layaknya manusia. Akhirnya impian para ilmuwan tersebut coba dijawab oleh pemerintah Jepang dengan meluncurkan proyek riset sepuluh tahun untuk membuat Komputer yang sanggup meniru fungsi otak manusia. Usaha ambisius ini diberi nama “Soft Logic”. Dengan menggunakan komputer yang diperlengkapi oleh sinyal optik, mereka berharap menciptakan mesin pintar generasi baru yang sanggup membaca teks, pidato yang lebih kompleks, menerjemahkan ekspresi wajah dan bahasa tubuh.

Dimasa yang akan datang para ilmuwan berharap mampu memanusiakan mesin-mesin pintar tersebut dengan menciptakan komputer dengan citra wajah manusia yang dapat berkomunikasi dengan penggunanya lewat layar monitor.

AI dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)
Jika kita berbicara AI tentunya kita tidak bisa melupakan kognisi manusia karena rancangan AI muncul karena diadaptasi dari cara berpikir manusia atau kognisi manusia. Menurut Alan Turing suatu mesin dikatakan cerdas bila ia sukses berprilaku seperti manusia. Dengan kata lain AI memang didesain untuk berprilaku dan berpikir menyerupai manusia.
McMulloh dan Pitts pada tahun 1943 mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron di dalam otak. Mereka juga menunjukkan bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang diberikan. Hal ini dapat diterapkan pada mesin karena adanya sistem on-off. Jadi dengan kata lain bahwa ada kemiripan sistem antara mesin dan otak manusia.
Karena kecerdasan tiruan adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir, maka penelitian bagaimana proses manusia berpikir adalah hal yang pokok. Pada saat ini para peneliti hanya mulai mengerti sedikit dari proses berpikir tersebut, tetapi sudah cukup diketahui untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana cara berpikir dan menggunakan asumsi-asumsi tersebut untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara tiruan.

AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, Net Talk)
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) Menurut Raymond McLeod, Jr dan George P. Schell, 2008  adalah aktivitas penyediaan mesin seperti computer dengan kemampuan untuk menghasilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan aplikasi computer yang paling canggih karena aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
Sistem Pakar (Expert System) adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, Sistem Pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding sengan seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide dasarnya adalah kepakaran ditransfer dari seorang pakar atau sumber kepakaran lain ke komputer, pengetahuan yang ada di simpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu kemudian komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll) seperti layaknya seorang pakar. Dan selanjutnya komputer akan menjelaskan ke pengguna tersebut, dengan alasan-alasannya bila perlu.

1.    Aplikasi Sistem Pakar
a.    ELIZA
Eliza adalah salah satu Sistem Pakar yang paling awal dikembangk oleh Joseph Weizenbaum di MTT sebagai program komputer terapis. Program ini membuat pengguna berkominikasi dengan komputer sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
         
b.    PARRY
Parry adalah sebuah sistem pakar yang termasuk juga paling awal dikembangkan di Standford University oleh seorang psikiater, yaity Kenneth Colby. Kenneth Colby mensimulasikan seorang paranoid dalam sistem pakar parry ini. 

c.    NETTALK
NetTalk merupakan hasil penelitian Terrence Sejnowski dan Charles Rosenberg pada pertengahan 1980 mengenai jaringan saraf tiruan. NetTalk adalah sebuah program yang berdasarkan pada jaring-jaring neuron dengan membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. NetTalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa.



Senin, 07 Oktober 2013

TUGAS 1


1.    Pengertian Informasi
Berikut ini pengerian informasi yang di kemukakan oleh para ahli :
a.    Raymond Mc.leod
Ia mengungkapkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
b.    Anton M. Meliono
Menurut Anton informasi adalah data yang sudah diproses untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.
c.    Gordon B. Davis
Gordon menyatakkan informasi adalah data yang telah diproses menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Berdasarkan pengertian informasi dari para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah suatu data yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa, sehingga memiliki arti dan pengetahuan bagi penerimanya tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.

Bagaimana pengertian informasi sehingga dapat berinteraksi dengan sistem?
Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu sistem.  Sistem berasal dari bahasa Latin (systÄ“ma) dan bahasa Yunani (sustÄ“ma) yang berarti suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Oleh karena itu, dapatlah kita jawab pertanyaan diatas, bahwa untuk mendapatkan suatu informasi yang dituju, maka diperlukan adanya suatu sistem. Jadi dengan demikian, untuk mencapai suatu tujuan diperlukan adanya sistem informasi.
 
2.    Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Untuk mengetahui apa itu pengertian sistem informasi psikologi, sebaiknya kita terlebih dulu mengetahui apa itu sistem, informasi dan psikologi. Sistem dan informasi telah kita ketahui apa pengertiannya dari pembahasan sebelumnya, oleh sebab itu pada bahasan ini kita akan membahas mengenai apa itu psikologi.
Berikut ini adalah beberapa pengertan psikologi dari para ahli:
a.    Prabowo dan Riyanti
Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
b.    Dakir (1993)
Psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
c.    Muhibbin Syah (2001)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.

Bagaimana penggunaan sistem informasi dalam psikologi ?
Penggunaan informasi dalam psikologi dapat kita lihat dari banyaknya penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi).

Contoh
Di zaman yang telah maju ini, teknologi khususnya komputer sangat diperlukan oleh setiap manusia untuk meringankan pekerjaannya. Oleh karena itu, ilmu psikologi juga memanfaatkan teknologi komputer tersebut. Saat ini banyak test psikologi yang dapat kita jumpai secara online. Contohnya saja test Rorschach yang oleh situs theinkblot.com disajikan secara online.

Analisa
Dari penjelasan diatas, dapatlah kita pahami apa itu sistem informasi psikologi. Sistem informasi psikologi ini telah banyak digunakan sebagai penunjang kegiatan psikologi seperti komputerisasi alat test psikologi.

Sumber
http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-definsi-informasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8622103747427481923#editor/target=post;postID=6137269698380673318
http://pririn.wordpress.com/2011/05/14/sistem-informasi-psikologi/
http://4jipurnomo.wordpress.com/sip-sistem-informasi-psikologi/

Jumat, 15 Maret 2013

PSIKOTERAPI

Pengertian Psikoterapi
Secara etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni psyche yang artinya mind atau jiwa dan therapy dari Bahasa Yunani yang berarti merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologi terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan keperibadian.
Psikoterapi adalah proses di mana para profesional kesehatan mental membantu orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental dan gangguan mental. Biasanya proses psikoterapi melibatkan banyak komunikasi verbal dan itulah sebabnya sering juga dikenal sebagai terapi bicara.

Tujuan Psikoterapi
1.    Menurut Corey
a.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan apa yang dapat dilakuakn terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
c.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran.
d.   Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai pengalamnnya.
e.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.

2.    Menurut Ivey
a.    Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik adalah untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk menggantinya dengan pola-pola perilaku yang lebih sesuai. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.
b.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt, adalah agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya.
Psikoterapi merupakan alat yang dapat membantu dan penting dipelajari khususnya oleh dokter dan para profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan kesehatan jiwa, namun perlu pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang bermacam-macam tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat dipelajari dan dipraktekkan dengan baik.
Secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau khusus, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang dokter akan dapat memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya.

Unsur Psikoterapi
Masserman melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1.    Peran sosial (martabat)
2.    Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3.    Hak
4.    Retrospeksi
5.    Reduksi
6.    Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7.    Resosialisasi,
8.    Rekapitulasi

Perbedaan Psikoterapi Dengan Konseling
Pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin membantu agar klien dapat menemukan permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun semua itu hanya dapat terlaksana dengan baik manakala klien dapat membuka diri dan mau diajak kerjasama.
Dan adapun perbedaannya lebih kepada pendekatan dan cara penanganannya, dimana konselor sebagai mitra yang dapat memberikan masukkan dan membantu untuk memunculkan suatu permasalahan yang dirasakan klien baik masalah yang disadari maupun yang tidak disadari, sedangkan  psikoterapis selain menggunakan tehnik konseling ia juga menggunakan therapy yang sifatnya lebih kepada perubahan pada prilaku yang sangat substansti.
Berangkat dari pemahaman Brammer & Shostrom mengemukakan bahwa :
1.    Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short term”.
2.    Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and orther severe emotional problems and longterm. Artinya segala sesuatunya lebih mendalam hingga tuntas dan semua itu perlu waktu serta proses.

Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
1.    Terapi Psikoanalisis (Psikodinamika)
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat. Tujuannya adalah agar klien menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
2.    Terapi Behavioral
Manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Dalam hal ini berkaitan dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang menggunakan anjing sebagai percobaannya, ketika anjing menekan bel muncul makanan dan air liur. Selain itu juga operant conditioning(B.F Skinner) yang menggunakan tikus sebagai percobaannya.
3.    Terapi Humanistik
Sebuah pendekatan umum terhadap perilaku manusia yang menekankan pada keunikan, keberhargaan, dan nilai tujuan pribadi. Terapi humanistic adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara menyeluruh.
4.    Terapi Kognitif
Perilaku manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Terapi ini lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Tujuan terapi ini adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
5.    Terapi Integratif/Holistik
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

Bentuk Utama Terapi
1.    Teknik Terapi Psikoanalisa
Terapi ini menekankan pada fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2.    Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain: desensitisasi, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3.    Teknik Terapi Kognitif
Prinsip utama dari terapi ini adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola pikir dan perilaku yang tepat, sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4.    Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered therapy). Terapi tersebut percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan, dan ketulusan.
5.    Teknik Terapi Integratif/Elektik
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
6.    Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua-anak untuk menangani masalahnya

Sumber :
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mujib, A. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius
Goleman, Daniel. (2006). Social Intellegence The New Science of Human Relationship. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama