Kamis, 29 Maret 2012

PERBEDAAN HARAPAN DAN OPTIMIS

Perbedaan Harapan dan Optimis

Saat ini saya ingin mencoba untuk memberi sedikit penjelasan tentang optimis dan harapan yang biasanya kita sulit membedakan optimis dengan harapan.

Selama ini sebagian besar orang mengartikan harapan dan optimis sebagai dua tema yang sama, atau bisa saling menggantikan. Sebagian lagi menganggap bahwa harapan adalah bagian dari optimis atau sebaliknya. Nah, jadi seperti apa sih yang benar ?

Berbicara tentang optimis disini juga menyeret satu tema lain yang hampir selalu mengikuti, yaitu pesimis. Namun, ketika kita bicara tentang harapan, pesimis tidak selalu mengikuti, berbeda jika membicarakan topik optimis, istilah pesimis hampir dipastikan menjadi oposisi penegas.


Harapan

Hope is the sum of the mental willpower and way power that you have for your goal.

Tiga elemen mental dasar dalam harapan, yaitu (1) tujuan (goal), (2) keinginan kuat (willpower), (3) jalan keluar (way power).

1)   Tujuan (Goal)
Goal is any objects, experiences or outcomes that we imagine and desire in our minds.

Memiliki harapan berarti memiliki goal untuk diraih, dicapai atau didapatkan. Tujuan ini merupakan sebagai komponen penting utama dalam sebuah harapan.
Tujuan tersebut memiliki pergerakan dinamis dalam rentang yang luas, mulai dari tidak mungkin hingga pasti.

Yang kita butuhkan adalah memfokuskan perhatian diri terhadap satu tujuan utama, jadikan tujuan itu sebagai sesuatu yang penting dan bermakna besar  lalu tanamkan dalam harapan diri kita. Ketika kita telah mengukuhkan tujuan itu di tempat yang istimewa, elemen mental dasar lainlah yang selanjutnya mengambil alih.

2)   Keinginan Kuat (Willpower)
Willpower is the driving force in helpful thinking.

Mental dasar selanjutnya yaitu seberapa kuat keinginan diri kita untuk mewujudkan tujuan. Sebuah kotak mental dalam diri kita yang memuat keteguhan dan komitmen yang akan menolong kita untuk bergerak dengan arah efektif guna mewujudkan tujuan yang telah kita tentukan di awal.

Kita akan lebih mudah menggerakkan willpower  ini apabila dalam alam kognitif kita mampu membayangkan, memahami secara jelas dan menghadirkan tujuan penting tersebut. Willpower merepresentasikan kemampuan kognitif kita dalam menghasilkan inisiatif dan aktivitas yang berkesinambungan dalam meraih tujuan. 

Pengalaman kesuksesan di masa lalu memang salah satu dasar kuat dalam mental dasar ini, namun hal ini bukanlah kartu mati untuk memulai.

3)   Jalan Keluar (Way Power)
Way power reflects the mental plans or road maps that guide hopeful thought.

Mental dasar yang terakhir ini menjelaskan bahwa, tidak hanya keinginan untuk mewujudkan tujuan atau keinginan, namun bagaimana mencapainya juga tidak bisa ditinggalkan. Way power digunakan sebagai kemampuan mental untuk menemukan dan menciptakan jalan yang efektif.

Sekali lagi, kejelasan akan tujuan sangat membantu way power ini mengeluarkan berbagai rencana dan solusi aksinya. Terkait dengan aktivitas produksi solusi, maka fleksibilitas memegang peranan krusial. "If you can't do it in one way, do it another way" menjadi motto yang memberi gambaran komprehensif.


Optimis
The learned optimism approach suggests that optimist have a style of explaining events so they distance and circumscribe their failure.

Ternyata optimis merupakan pola pikir tentang suatu kejadian yang menimpa seseorang, khususnya kejadian buruk. Ada tiga dimensi utama dalam optimis:
1)   menempatkan kesalahan sebagai faktor eksternal dari diri
2)   mengevaluasi kesalahan dalam sudut pandang akan terus berlanjut atau tidak
3) memandang kesalahan hanya pada satu area dengan penjelasan spesifik daripada melihatnya secara menyeluruh seperti, adanya kemungkinan faktor yang terlihat tidak terkait namun bisa menjadi penyebab.

Disini sang optimis memberikan alasan eksternal untuk kejadian buruk sebagai penjelasannya, sedangkan perbedaannya dengan sang pesimis adalah, pada sisi ekstrem yang berlawanan. Maka jika optimis melihat kejadian buruk sebagai kesalahan eksternal dari diri, pesimis melihatnya dari faktor internal (menyalahkan diri sendiri, misalnya), dan menarik atribusi kaku dan global.

Harapan dan Optimis
Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan dua hal yaitu mengenai apa itu harapan dan optimis.

Harapan adalah proses yang menghubungkan seseorang pada kesuksesan, hal ini yang membuat kegagalan menjadi samar atau tidak terlalu menajam, karena proses mental yang terjadi adalah membentuk jalinan untuk mencapai sesuatu, yaitu keberhasilan. Sementara optimis masih membawa tema kejadian buruk atau kegagalan.

Tidak jarang banyak orang yang bercanda dengan mengatakan, "Optimis sih optimis, tapi realistis dong." Artinya, optimis belum merupakan satu proses jelas dalam memperbaiki kondisi negatif yang terjadi dan sudah pasti mewujudkan hasil nyata.  Bagaimana pun juga, optimisme tanpa harapan, tidak akan jadi apa-apa; dan harapan tanpa gerak dan usaha, juga tidak mewujudkan apa-apa.  Semua kembali pada gerak dan usaha kita J
 

Resensi:
Snyder, C.R. 1994.  The Psychology of Hope: You Can Get There from Here. New York: The Free Press.
Hs, Lasa. 2009. Surga Ikhlas. Yogyakarta: Great! Publisher.
Ubaedy, AN. 2008. Berkarier di Era Global. Jakarta: Elex Media Komputindo.

1 komentar:

  1. iya ternyata beda tipis yaa harapan sama optimis, tapi berkaitan sih :)

    BalasHapus