Perbedaan Harapan dan Optimis
Saat ini saya ingin mencoba untuk
memberi sedikit penjelasan tentang optimis dan harapan yang biasanya kita sulit
membedakan optimis dengan harapan.
Selama ini sebagian besar orang
mengartikan harapan dan optimis sebagai dua tema yang sama, atau bisa saling
menggantikan. Sebagian lagi menganggap bahwa harapan adalah bagian dari optimis
atau sebaliknya. Nah, jadi seperti apa sih yang benar ?
Berbicara tentang optimis disini juga menyeret satu
tema lain yang hampir selalu mengikuti, yaitu pesimis. Namun, ketika kita
bicara tentang harapan, pesimis tidak selalu mengikuti, berbeda jika membicarakan
topik optimis, istilah pesimis hampir dipastikan menjadi
oposisi penegas.
Harapan
Hope
is the sum of the mental willpower
and way power that you have for your
goal.
Tiga elemen mental dasar dalam harapan,
yaitu (1) tujuan (goal), (2)
keinginan kuat (willpower), (3) jalan
keluar (way power).
1)
Tujuan (Goal)
Goal is any objects, experiences or outcomes that we imagine and
desire in our minds.
Memiliki harapan berarti memiliki goal untuk diraih, dicapai atau didapatkan. Tujuan ini merupakan sebagai komponen penting utama dalam
sebuah harapan.
Tujuan tersebut memiliki pergerakan
dinamis dalam rentang yang luas, mulai dari tidak mungkin hingga pasti.
Yang kita butuhkan adalah memfokuskan
perhatian diri terhadap satu tujuan utama, jadikan tujuan itu sebagai sesuatu
yang penting dan bermakna besar lalu tanamkan dalam harapan
diri kita. Ketika kita telah mengukuhkan tujuan itu di tempat yang
istimewa, elemen mental dasar lainlah yang selanjutnya mengambil alih.
2)
Keinginan Kuat
(Willpower)
Willpower is the driving force in helpful
thinking.
Mental dasar selanjutnya yaitu seberapa kuat keinginan diri kita untuk
mewujudkan tujuan. Sebuah kotak mental dalam diri kita yang memuat keteguhan
dan komitmen yang akan menolong kita untuk bergerak dengan arah efektif guna
mewujudkan tujuan yang telah kita tentukan di awal.
Kita akan lebih mudah menggerakkan willpower ini apabila dalam alam
kognitif kita mampu membayangkan, memahami secara jelas dan menghadirkan tujuan
penting tersebut. Willpower merepresentasikan
kemampuan kognitif kita dalam menghasilkan inisiatif dan aktivitas yang
berkesinambungan dalam meraih tujuan.
Pengalaman kesuksesan di masa lalu
memang salah satu dasar kuat dalam mental dasar ini, namun hal ini bukanlah
kartu mati untuk memulai.
3)
Jalan Keluar (Way
Power)
Way power reflects the mental plans or road maps
that guide hopeful thought.
Mental dasar yang terakhir ini
menjelaskan bahwa, tidak
hanya keinginan untuk mewujudkan tujuan atau keinginan, namun bagaimana mencapainya
juga tidak bisa ditinggalkan. Way power digunakan sebagai kemampuan mental untuk menemukan dan menciptakan
jalan yang efektif.
Sekali lagi, kejelasan akan tujuan
sangat membantu way power ini
mengeluarkan berbagai rencana dan solusi aksinya. Terkait dengan aktivitas
produksi solusi, maka fleksibilitas memegang peranan krusial. "If you can't do it in one way, do it
another way" menjadi motto yang memberi gambaran komprehensif.
Optimis
The learned optimism approach suggests that optimist have a
style of explaining events so they distance and circumscribe their failure.
Ternyata optimis merupakan pola pikir
tentang suatu kejadian yang menimpa seseorang, khususnya kejadian buruk. Ada
tiga dimensi utama dalam optimis:
1) menempatkan
kesalahan sebagai faktor eksternal dari diri
2) mengevaluasi
kesalahan dalam sudut pandang akan terus berlanjut atau tidak
3) memandang
kesalahan hanya pada satu area dengan penjelasan spesifik daripada melihatnya secara
menyeluruh seperti, adanya kemungkinan faktor yang terlihat tidak terkait namun
bisa menjadi penyebab.
Disini sang optimis
memberikan alasan eksternal untuk kejadian buruk sebagai penjelasannya, sedangkan perbedaannya
dengan sang pesimis adalah, pada sisi ekstrem yang berlawanan. Maka jika
optimis melihat kejadian buruk sebagai kesalahan eksternal dari diri, pesimis
melihatnya dari faktor internal (menyalahkan diri sendiri, misalnya), dan
menarik atribusi kaku dan global.
Harapan dan Optimis
Dari penjelasan diatas, kita dapat
menyimpulkan dua hal yaitu mengenai apa itu harapan dan optimis.
Harapan adalah proses yang menghubungkan seseorang pada kesuksesan,
hal ini yang membuat kegagalan menjadi samar atau tidak terlalu menajam, karena
proses mental yang terjadi adalah membentuk jalinan untuk mencapai sesuatu,
yaitu keberhasilan. Sementara optimis masih membawa tema kejadian buruk atau kegagalan.
Tidak jarang banyak orang yang bercanda
dengan mengatakan, "Optimis sih
optimis, tapi realistis dong." Artinya, optimis
belum merupakan satu proses jelas dalam memperbaiki kondisi negatif yang
terjadi dan sudah pasti mewujudkan hasil nyata. Bagaimana pun juga,
optimisme tanpa harapan, tidak akan jadi apa-apa; dan harapan tanpa gerak dan
usaha, juga tidak mewujudkan apa-apa. Semua kembali pada gerak dan usaha kita J
Resensi:
Snyder, C.R.
1994. The Psychology of Hope: You Can Get There from Here. New York: The Free Press.
Hs, Lasa. 2009. Surga Ikhlas. Yogyakarta: Great! Publisher.
Ubaedy, AN. 2008. Berkarier di Era
Global. Jakarta: Elex Media Komputindo.
iya ternyata beda tipis yaa harapan sama optimis, tapi berkaitan sih :)
BalasHapus