Hubungan Statistika dengan Psikologi
Sebelum mengetahui hubungan statistika dengan psikologi, sebaiknya terlebih dahulu kita melihat arti dan pengertian dari kedua kata tersebut.
I. Pengertian Statistika
• Ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data (statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.). Statistika lebih kearah mengukur gejala psikologi yang di kuantitatifkan (dapat di ukur).
• Metode penyajian dan penafsiran kejadian yang bersifat peluang dalam suatu penyelidikan terencana atau penelitian ilmiah.
• Cabang ilmu matematika yang berurusan dengan cara-cara atau teknik-teknik pengorganisasian (sering berarti mereduksi) data dalam suatu bentuk yang lebih sederhana sehingga akan mudah untuk ‘dibaca’.
• “Statistics is the body of theory and methodology employed in analyzing and using numerical evidence to choose one among several alternative decisions or actions when not all relevant facts are known.” (Statistik adalah suatu kumpulan teori dan metodologi yang digunakan untuk menganalisis bukti-bukti numeric guna menetapkan satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan, dimana tidak semua fakta yang relevan diketahui). * Boot dan Cox
• “Statistics is the body of principles and procedures develop for the collection, Classification, summarization, interpretation, and communication of numerical data and the use of such data.” (Statistik adalah suatu kumpulan prinsip dan prosedur yang dikembangkan untuk pengumpulan, pengklarifikasian, perangkuman, pemaknaan, dan pengomunikasian penggunaan data tersebut). * Sanders dkk
• Sebuah ilmu terapan yang digunakan sebagai sarana pengambilan keputusan, jika tidak terdapat cukup bukti atau informasi untuk pengambilan keputusan secara langsung.
• Suatu metodologi pengambilan keputusan atau tindakan berdasarkan data atau informasi yang dikumpulkan secara numerik.
Ada dua contoh data dalam statistika : yaitu data primer dan data skunder.
Adapun karakteristiknya : data numerik dan data katagorik
Dan berikut jenis-jenis sempel : sampel acak sederhana, sistematik, bertingkat atau berlapis,bergerombol dan area, ada juga seperti median, mean, modus.
Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
II. Pengertian Psikologi
• Ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
• (Dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental dan mempelajari prilaku hewan bukan saja manusia.
Adapun metode umum yang sering digunakan dalam psikologi yaitu:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi kasus
4. Eksperimen
III. Hubungan Statistika dengan Psikologi
Di psikologi ilmu statistika sangat dipakai dan sangat membantu dalam mencapai hasil
scoring tes, oleh karna itu kita bisa tau melalui hasil akhir nya, apakah individu itu positif apakah negative.
Psikologi dan statistika adalah ilmu pasti abstrak dan nyata karna kedua ilmu itu mempunyai
metode penyelesain yang benar-benar valid dan pasti kegunaannya sangatlah banyak dan bervariasi dalam kehidupan kita, pekerjaan kita, dan individual.
Selain itu, statistika juga dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan atau dampak dari suatu perilaku tertentu. Dan melalui statistika seseorang dapat memprediksi apa yang akan terjadi, yakni dengan menganalisis hubungan peristiwa-peristiwa masa lalu dengan apa yang terjadi saat ini dalam masalah yang sama.
Contoh :
Mengukur IQ seseorang. Untuk lebih dapat yang akurat kita harus mengukur orang tersebut misalnya melalui penelitian.
Jadi dengan adanya statistika di Psikologi, sangat membantu. Karena statistika itu dilihat sebagai hal yang realibilitas dan validitas. Kapan saja akan digunakan, datanya akan tetap saja.
IV. Manfaat Belajar Statistika untuk Psikologi
• Mampu membuat data (angket, kuisoner, survey) secara benar baik (metodenya) dan seefisien mungkin.
• Mampu mengolah data (angket, kuisoner, survey)
• Mampu merepresentasikan secara benar data itu ke orang lain. Bisa secara Lisan, tertulis “laporan”, dan visual seperti dalam diagram.
• Mampu membuat dan kesimpulan seperti rata – rata tingkat kecerdasan berdasarkan kumpulan hasil test IQ suatu populasi.
Referensi :
http://tiaranazwita.blogspot.com/2009/09/hubungan-statistika-dengan-psikologi.html
http://a62747.wordpress.com/2009/09/29/hubungan-statistika-dalam-psikologi/
http://gladizzaindah.blogspot.com/2009/09/statistika-dan-psikologi_30.html
http://ardycupu.wordpress.com/2009/09/28/kegunaan-statistik-untuk-psikologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar